Kamis, 08 Desember 2011

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA


BAB II

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA

A.   Sistem Belajar Jarak Jauh

A. Definisi pendidikan Jarak Jauh

Menurut Moore dan Kearsly dalam Setijadi (2005;1) pendidikan jarak jauh adalah belajar yang direncanakan di tempat lain dan di luar tempat mengajar.
 Menurut Setijadi (2005) pendidikan terbuka dan jarak jauh di Indonesia terdiri atas beberapa jenis yaitu :
1. pendidikan dasar dan menengah terbuka dan jarak jauh yang terdiri dari SMP/MTs terbuka dan jarak jauh dan SMA/MA terbuka dan jarak jauh
2. pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tingkat Pendidikan Tinggi yang salah satu contohnya adalah universitas terbuka
3. pendidikan non formal terbuka dan jarak jauh yang terdiri dari program kesetaraan program paket A, paket B, dan paket C
4. pelatihan profesional jarak jauh, contohnya adalah PMJJ-PPM (Pelatihan Manajemen Jarak Jauh PPM)
5. pendidikan guru jarak jauh, contoh FKIP universitas terbuka.

Dengan demikian, pada dasarnya pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah jenis pendidikan dimana peserta didik berjarak jauh dari pendidik, sehingga pendidikan tidak dapat dilakukan dengan cara tatap muka sesering pendidikan reguler. Karena itu penyampaian pesan pendidik kepada peserta didik harus dilakukan melalui media yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.
Media tersebut dapat berupa media cetak, radio, televisi, komputer, maupun yang sedang berkembang saat ini adalah dengan menggunakan internet dan teleconverence. Sebuah media dikembangkan sesuai dengan teknologi yang berkembang. Oleh karena itu teknologi berperan sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Tujuan pendidikan terbuka dan jarak jauh ini pada akhirnya diharapkan peserta didik dapat belajar secara mandiri sehingga tercapai pemerataan pendidikan.

• Perkembangan Teknologi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.
Berikut ini adalah perkembangan teknologi yang digunakan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Pustekkom, 2005):

1.Tahun 1976 s.d 1990
pada tahun 1976 s.d 1990 pendidikan terbuka dan jarak jauh mulai dirintis karena banyak guru SD yang belum lulus D II PGSD. Untuk itu pemerintah mulai melakukan pemerataan pendidikan melalui universitas terbuka dan siaran radio pendidikan yang disiarkan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta menyebarkan kesempatan memperoleh pendidikan khususnya di daerah terpencil. Radio dapat dikatakan sebagai “primadona” teknologi untuk pendidikan terbuka dan jarak jauh pada masa itu. Teknologi yang kemudian berkembang setelah radio adalah televisi. Televisi dengan programnya siaran televisi pendidikan sekolah kemudian menjadi salah satu alternatif pendidikan terbuka dan jarak jauh. Televisi pendidikan sekolah merupakan cikal bakal terbentuknya televisi edukasi (TV E).
2. tahun 1991 s.d 2005
pada masa 1991 s.d 2005 teknologi yang digunakan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah komputer, jaringan internet, dan perangkat multimedia. Disamping itu teknologi televisi juga berkembang dengan dikembangkannya televisi edukasi (TV E).
Pada masa setelah tahun 2005 sampai sekarang, teknologi berbasis e-learning dan mobile terus berkembang melewati batas ruang dan waktu sehingga seakan tidak ada jarak yang memiahkan untuk megenyam pendidikan yang merata pada seluruh lapisan masyarakat dimanapun berada.

B. Kondisi Riil
Teorinya, teknologi yang berkembang saat ini memudahkan kita untuk menyelesaikan masalah pemerataan pendidikan di Indonesia. Tetapi kenyataanya masalah pemerataan pendidikan di Indonesia belum juga teratasi. Masih banyak peserta didik yang ada di daerah pedalaman yang masih tertinggal pendidikannya di banding dengan daerah perkotaan. Salah satu alasan terhambatnya pemerataan pendidikan di Inonesia adalah tidak meratanya sarana dan prasarana yang digunakan sebagai media pembelajaran. Teknologi yang berkembang belum sepenuhnya merata di salurkan ke seluruh pelosok negeri. Misalnya masih terbatasnya komputer yang berjaringan internet di pelosok papua atau daerah pedalaman lain.

C. Permasalahan dan Rumusan Masalah
Dari kondisi riil diatas maka permasalahan yang akan diangkat adalah Bagaimanakah penerapan teknologi dalam penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh?
Secara lebih rinci, rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Teknologi apa sajakah yang cocok diterapkan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh?
2. Apa sajakah manfaat teknologi tersebut dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh?
• Teknologi dalam Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
Pada penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh, diperlukan teknologi sebagai alat bantu pemerataan pendidikan. Beberapa teknologi pendidikan terbuka dan jarak jauh yang berkembang saat ini antara lain radio dengan program siaran radio pendidikan, televisi melalui program TV Edukasi (TV E), komputer dengan jaringan internet yang kemudian digunakan sebagai pembelajaran berbasis e-learning, dan teknologi multimedia lain. Semua teknologi itu jika digunakan pada seluruh pelosok negeri dapat mengatasi masalah pemerataan pendidikan di Indonesia.
            Tetapi kenyataannya, sumber daya daerah yang tidak sama, membuat perbedaan kemampuan daerah dalam memenuhi perkembangan teknologi yang maju sangat pesat. Tidak dipungkiri masih banyak daerah yang ’tertinggal’ untuk masalah teknologi. Seharusnya teknologi bukan untuk membebani suatu daerah tetapi untuk mempermudah daerah tersebut termasuk dalam pemerataan pendidikan melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh.


B.   SMA TERBUKA

            SMA Terbuka adalah subsistem pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan kegiatan belajar mandiri para peserta didiknya dengan bimbingan terbatas dari orang lain.SMA Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan alternative jalur sekolah tingkat menengah yang di selenggarakan oleh SMA regular.SMA Terbuka bukanlah lembaga atau UPT baru yang berdiri sendiri,melainkan menginduk pada SMA regular yang telah ada.
            Mengingat model/system pendidikan SMA Terbuka adalah bagian (subsistem) dari pendidikan SMA reguler,maka peserta didik SMA Terbuka adalah juga peserta didik SMA regular yang ditunjuk sebagai Sekolah Induk SMA Terbuka.SMA Terbuka merupakan pola pendidikan yang menerapkan sitem belajar jarak jauh pada jenjang pendidikan menengah yang kegiatan pembelajaranya dilakasanakan secara fleksibel melalui penerapan  prinsip-prinsip belajar mandiri.
            Tujuan penyelenggarakan SMA terbuka adalah meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan kesenian,serta meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik  dalam lingkungan social,budaya dan alam sekitar.


C.   Universitas Terbuka

Merupakan perguruan tinggi negeri 45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 41 Tahun 1984.

a.       Tujuan Pendirian UT
UT didirikan dengan tujuan :
1)      Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di mana pun tempat tinggalnya, untuk mempeoleh pendidikan tinggi.
2)      Memberikan layanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tatap muka.
3)      Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.

b.      Sistem Pembelajaran UT
      Menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul ) maupun non-cetak (audio/video, komputer/Internet, siaran radio dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat).

c.       Cara Belajar
      Mahasiswa UT  diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat di pelajari secara mandiri. Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif untuk memanfaatkan perpustakaan, mengikuti tutorial baik secara tatap muka maupun melalui Internet, radio, dan televisi, serta menggunakan sumber belajar lain seperti bahan ajar berbantuan komputer dan program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi atau bantuan tutorial kepada Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) setempat.
      Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan belajar secara efisien. Kemampuan belajar bergantung pada kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar mandiri secara efisien, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efektif, Mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efisien, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan sendiri. Oleh karena itu, agar dapat berhasil belajar di UT, calon mahasiswa harus siap untuk belajar secara mandiri.


d.      Sistem Kredit Semester
            UT seperti halnya perguruan tinggi yang lain, menerapkan sistem kredit semester untuk menetapkan beban studi mahasiswa tiap semester. Dalam sistem kredit semester, beban studi yang harus diselesaikan dalam satu program studi diukur dengan satuan kredit semester (sks ). Setiap mata kuliah diberi bobot 1-6 sks . Satu semester adalah satuan waktu kegiatan belajar selama kurang lebih 16 minggu.
            Dalam pendidikan tinggi tatap muka, mahasiswa yang mengambil beban studi satu sks harus mengikuti perkuliahan selama satu jam per minggu di kelas dan satu jam untuk praktek, praktikum, atau belajar di rumah, sehingga dalam satu semester mahasiswa harus mengalokasikan waktu belajar sekitar 32 jam. Untuk menempuh mata kuliah yang berbobot 3 sks dibutuhkan waktu belajar sekitar 96 jam per semester.
            Dalam  sistem pendidikan jarak jauh, mahasiswa juga harus mengalokasikan waktu yang sama dengan mahasiswa tatap muka (2 jam per minggu per sks). Hanya saja kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan secara mandiri (di rumah, melalui kelompok belajar, dan tutorial).
            Khusus untuk UT, satu sks disetarakan dengan tiga modul bahan ajar cetak. Satu modul terdiri atas 40-50 halaman, sehingga bahan ajar dengan bobot 3 sks berkisar antara 360-450 halaman bergantung pada jenis mata kuliahnya. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan membaca dan memahami rata-rata mahasiswa adalah 5-6 halaman per jam hingga untuk membaca bahan ajar dengan bobot 3 sks diperlukan waktu sekitar 75 jam (360-450 halaman dibagi 5-6 halaman). Apabila satu semester mempunyai waktu 16 minggu, maka waktu yang diperlukan untuk membaca bahan ajar dengan bobot 3 sks adalah 75 jam dibagi 16 minggu, atau kurang lebih 5 jam per minggu. Misalnya, mahasiswa mengambil 15 sks/semester, maka yang bersangkutan harus mengalokasikan waktu belajar sebanyak 15 sks dibagi 3 sks kali 5 jam = 25 jam per minggu atau kira-kira 5 jam per hari (1 minggu dihitung 5 hari belajar).
            Dengan sistem belajar seperti ini mahasiswa UT diharapkan mengalokasikan waktu belajar sesuai dengan beban sks yang diambil atau mengambil beban sks setiap semester sesuai dengan waktu belajar yang dapat dialokasikan, serta mempertimbangkan kemampuan akademik masing-masing.
e.       Penyelenggraan Pendidikan
      Dalam  penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi negeri dan sejumlah perguruan tinggi swasta serta instansi yang relevan yang ada di Indonesia. Di setiap provinsi atau kabupaten/kota yang terdapat perguruan tinggi negeri, tersedia unit layanan UT yang disebut UPBJJ-UT. Perguruan tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu dalam penulisan bahan ajar, bahan ujian, pelaksanaan tutorial, pratek/praktikum, dan ujian.
      Untuk  memberikan layanan pendidikan secara optimal kepada mahasiswa yang tersebar diseluruh penjuru tanah air dan di luar negeri, UT bekerja sama dengan instansi lain seperti Bank BRI, Bank BTN, Bank Mandiri, Televisi Republik Indonesia (TVRI), Q-Chennel, TV-Edukasi, Radio Republik Indonesia (RRI), Radio Siaran Pemerintah Daerah, Radio Siaran Swasta Niaga, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia), Atase Pendidikan KBRI, Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan Daerah, Arsip Nasional, PT OVIS Sendnsave, Koperasi Karunika, dan PT Pos Indonesia.
      UT juga bekerja sama dengan instansi-instansi yang ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, baik instansi pemerintah, BUMN maupun swasta. Mereka dapat mengikuti program yang ada di UT atau memesan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan instansinya. UT selama ini telah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru SD dan guru Anak Usia Dini melalui program yang dikenal sebagai program Pendidikan Guru Pendidikan Dasar (Pendas ). Selain itu UT juga telah mendapat kepercayaan untuk meningkatkan kualitas SDM antara lain dari ANRI, KPN, TNI, Bank BRI, Bank BNI, PT Garuda Indonesia, PT Merpati Nusantara, Departemen Pertanian, Sekretariat Wakil Presiden, Pemerintah Kota/Kabupaten, Pondok Pesantren dan beberapa instansi lainnya.





D.   SMP Terbuka
SMP terbuka adalah Sekolah Menengah Pertama Umum Tingkat Pertama yang kegiatan belajarnya sebagian besar diselenggarakan di luar gedung sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media dan interaksi yang terbatas antara guru dan murid.

Adapun latar belakang berdirinya SMP terbuka yaitu :
a.       Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat belajar.
b.      Tenaga pendidikan yang tidak cukup.
c.       Memperluas kesempatan belajar dalam rangka pemerataan pendidikan.
d.      Menanggulangi anak terlantar bagi anak yang tidak diterima di SMP negeri.

Ciri-ciri SMP terbuka :
a.       Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat praktis, insidental, dan perorangan.
b.      Terbuka dalam proses belajar mengajar yaitu tidak selalu diselenggarakan di ruang kelas secara tatap muka, akan tetapi juga media seperti radio, media cetakan, kaset, slide, model, dan gambar-gambar.
c.       Terbuka dalam keluar masuk kelas/sekolah sesuai dengan waktu yang tersedia oleh siswa.
d.      Terbuka dalam pengelolaan sekolah.
Sekolah dikelola oleh pegawai negeri dan orang-orang lain yang diperlukan partisipasinya, seperti warga dan pimpinan masyarakat, orang tua siswa dan pamong pemerintah setempat.
e.       Siswanya lebih banyak belajar mandiri.
f.       Gurunya berbagi peran dengan orang (narasumber) lain, baik yang ada di sekitar lingkungan siswa, maupun yang terpisah jauh.
g.      Sumber belajarnya bervariasi dengan bentuk utama bahan yang dikemas untuk belajar mandiri
h.      Mempertimbangkan kondisi dan karakteristik siswa dalam penyelenggaraan belajar pembelajaran.

            Sistem pendidikan terbuka meliputi berbagai macam bentuk dengan berbagai macam sebutan seperti Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Mandiri, Pendidikan Bermedia, Pendidikan Terkemas, Pendidikan Arah-diri (self directed education), Pendidikan Bebas, Pendidikan Laju-diri (self paced education), Pendidikan Korespondensi, dan berbagai istilah lain lagi. SMPT tidak dimaksudkan sebagai suatu sistem pendidikan jarak jauh yang terpisah dari SMP Induk. SMPT merupakan "anak" yang berinduk pada SMP regular yang terdekat, dan para pendidik pun ada di dekat para siswa setiap saat diperlukan dan dimungkinkan. Tindakan pengembangan SMPT tidak hanya didasarkan pada pertimbangan politis untuk memperbesar daya tampung sekolah. Tindakan itu mempunyai sejumlah landasan, meliputi : landasan falsafah/landasan teori dan konsepsi, landasan hukum atau kebijaksanaan, dan landasan operasional.


Manfaat SMPT
Bagi orangtua dan masyarakat SMPT membawa manfaat :
a.       kegiatan social ekonomi yang tidak terganggu
b.      biaya dapat ditekan serendah mungkin
c.       dihargainya anggota masyarakat yang mampu bertindak sebagai narasumber.
Narasumber yang ada di masyarakat dapat berupa pemuka agama, guru SD, pemuka masyarakat lain, pengusaha, dll, yang membantu terselenggaranya kegiatan belajar setempat
d.      meningkatnya taraf pendidikan dasar yang diperlukan dalam menghadapi pembangunan dan perkembangan zaman
e.       dikembangkannya sumber belajar baru yang berarti membuka kesempatan dimanfaatkannya sarana yang belum terpakai dan  kemungkinan penambahan lapangan kerja baru.

            Bagi Pemerintah SMPT membawa manfaat :
a.       dapat diper-cepatnya perluasan kesempatan belajar pada jenjang SMP
b.      tidak diperlukannya biaya yang besar untuk pembangunan sekolah dan pengangkatan guru baru
c.       meningkatnya partisipasi dan kepedulian masyarakat sehingga lebih memperingan tanggung jawab Pemerintah
d.      berkurangnya risiko/beban penghapusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar